Monthly Archives: May 2012

Sebuah Pagelaran yang Menuai Perselisihan

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenar-benar kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS Al Ankaabut [29]:64)

Seorang ibu menulis di status jejaring sosialnya, “Ya Allah berilah anakku kesempatan untuk menonton konser Lady Gaga, jangan Engkau biarkan ia kecewa tidak dapat menonton apa yang ia idolakan selama ini!”

Seorang teman bercerita ia telah membeli tiket konser Lady Gaga untuk dirinya, istrinya dan ketiga anaknya. Ia menghabiskan beberapa juta Rupiah untuk membelinya yang setara dengan jumlah dana yang dibutuhkan untuk menghidupi 4 keluarga miskin yang terdiri dari suami istri dan dua orang anak dalam satu bulan.

Seorang anak yang masih duduk di bangku kelas 5 SD menulis sebuah note di jejaring sosialnya yang ia ‘Copas’ dari seseorang yang tidak pernah ia kenal sebelumnya. Seseorang yang berasal dari sebuah negeri kampiun demokrasi dunia. Ia membeberkan kebaikan (baca: amal) yang telah dilakukan Lady Gaga. Ia menulis dalam bahasa Inggris: ‘She is crying and praying at the backstage of her tour. She created a foundation against bullying. She celebrated Thanksgiving day with children from a Catholic school. She raised money for Japan dan Haiti after the earthquakes. She joined MAC to support people who are living with AIDS/HIV……..AND YOU STILL CALLED THIS WOMAN THE DEVIL?’ Continue reading

9 Comments

Filed under Akhlak Mulia, Fiqih Ibadah

Pegangan dalam Berjalan

Umar Ibn Khattab ra berkata, “Suatu hari, kami duduk dekat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam , tiba-tiba muncul seorang laki-laki mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya hitam legam. Tak terlihat tanda-tanda bekas perjalanan jauh dan tak seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Ia duduk di depan Nabi, lututnya menyentuh lutut Nabi, dan kedua tangannya diletakkan di paha Nabi sembari berkata, ‘Hai Muhammad, beritahu aku tentang Islam.’ Rasulullah menjawab, Islam itu engkau bersaksi tidak ada Tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya Muhammad itu Rasul Allah, melaksanakan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa Ramadhan dan menunaikan haji ke Baitullah jika engkau mampu’. Laki-laki itu berkata, ‘Benar’. Kami heran kepadanya; Bertanya, tapi setelah itu membenarkan jawaban Nabi. Ia bertanya lagi, ‘Beritahu aku tentang iman.’ Nabi menjawab, ‘Iman itu adalah engkau beriman pada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir dan qadha dan qadar (takdir).’ Ia berkata, ‘Benar’. Kemudian ia bertanya lagi, ‘Beritahu aku tentang Ihsan’. Nabi menjawab, ‘Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, walaupun engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu.’ Laki-laki itu bertanya kembali, ‘Beritahu aku kapan datangnya hari kiamat.’ Nabi menjawab, ‘Yang ditanya tidak lebih tahu daripada yang bertanya.’ Ia bertanya lagi, ‘Beritahu aku tanda-tandanya!’ Nabi menjawab, ‘Jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya, orang yang bertelanjang kaki dan tidak memakai baju (orang miskin), dan pengembala kambing saling berlomba mendirikan bangunan megah.’ Kemudian laki-laki itu pergi. Aku diam beberapa waktu. Setelah itu Nabi bertanya kepadaku, ‘Hai Umar, tahukah kamu siapa yang bertanya tadi?’ Aku menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.’ Nabi bersabda, ‘Dia itu Jibril, datang untuk mengajarkan Islam kepada kalian.” (HR Muslim)

Leave a comment

Filed under Mutiara Hadish

Tempat Yang Diberkahi

“Dan berdoalah, ‘Ya Rabb, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi, dan Engkau adalah sebaik-baik yang memberi tempat.” (QS Al Mukminun [23]:29)

Seorang teman pernah bertanya kepada hamba itu, “Apakah yang paling kamu takutkan dalam hidupmu?”

Dengan santun hamba itu menjawab, “Aku takut akan lambatnya pertolongan Allah!”

Teman itu menampakkan raut wajah keheranan yang membutuhkan sebuah penjelasan lebih. Sang teman bertanya kembali, “Kenapa begitu? Bukankah sebagai seorang suami, kita masing-masing memiliki tanggungan istri dan anak-anak yang harus dicukupi kebutuhannya? Kita lebih pantas untuk takut jikalau kebutuhan mereka tidak dapat terpenuhi dan bekerja sekuat tenaga agar Allah membukakan pintu-pintu rezekinya buat kita?” Continue reading

2 Comments

Filed under Fiqih Muamalah

Usia

Dalam sebuah kesempatan, sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam yang bernama Mu’az bin Jabbal ra bertanya, “Ya Rasulullah, mengapa bulan diawali dengan bentuknya yang sabit, kemudian membesar menjadi purnama, lalu mengecil hingga sirna dari pandangan?” Nabi lama terdiam hingga turunlah ayat Al Quran: “Katakanlah, hal itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (ibadah) haji.” (QS Al Baqarah [2]: 189)

Seolah jawaban yang diberikan Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam berdasarkan wahyu yang diturunkan tidaklah tepat karena tidak memiliki korelasi yang jelas antara bentuk bulan dan tanda-tanda waktu bagi manusia. Tetapi jika kita cermati lebih dalam, kehidupan yang harus dilalui oleh setiap hamba Allah adalah bagaikan tahapan perjalanan bentuk bulan tersebut. Continue reading

4 Comments

Filed under Akhlak Mulia