Category Archives: Mutiara Hadish

Jagalah Lisan

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain karena boleh jadi mereka yang diolok-olokkan lebih baik dari mereka yang mengolok-olokkan dan jangan pula wanita-wanita mengolok-olokkan wanita-wanita lain karena boleh jadi wanita yang diperolok-olokkan lebih baik dari wanita yang mengolok-olokkan dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri. Dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah panggilan yang buruk sesudah kamu beriman. Dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim” (Q.S. Al Hujuraat [49]:11)

Dalam suatu kesempatan, sahabat Rasulullah saw, Uqbah bin Amir ra bertanya, “Wahai Rasulullah, apa saja yang membuat seseorang sukses dalam hidupnya? Rasulullah menjawab, ‘Peliharalah lidahmu, berlapanglah kamu dirumahmu, menangislah terhadap kesalahan/dosa yang engkau lakukan.’[1]

Dalam kehidupannya Rasulullah saw lebih menyukai untuk berada di rumahnya jika tidak ada keperluan. Sampai-sampai Rasulullah saw mengatakan bahwa “Rumahku adalah istana surga bagiku.” Hal ini dapat dipahami bahwa rumah adalah tempat kita terhindar dari segala fitnah yang dapat terjadi. Jika seseorang berada di luar rumahnya maka kecenderungan baginya untuk melihat sesuatu yang haram, berbuat kemaksiatan dan membicarakan yang bathil dapat terjadi kapan saja.

Yang fakir kepada ampunan
Rabb-nya Yang Maha Berkuasa

M. Fachri


[1] HR Mutafaqun Alaihi

1 Comment

Filed under Akhlak Mulia, Mutiara Hadish

Pusaran Kebaikan

Dalam sebuah majelis ilmu, hamba itu ditanya oleh seorang teman yang menghadirinya, “Dalam hal akhlak mulia, adakah hadish yang paling utama yang dapat kita jadikan pegangan dalam menjalani kehidupan agar kita selalu berada pada ridha-Nya Allah?”

Hamba itu teringat akan sebuah buku yang ditulis oleh seorang ulama besar beberapa abad lalu, Imam Nawawi, dalam bukunya ‘Arba’in An-Nawawiyah‘. Ia menyinggung dalam bukunya tersebut empat hadish yang merupakan ‘Pusaran Kebaikan’ bagi setiap amal yang dilakukan di dunia ini yang berdasarkan pada pendapat seorang ulama yang bernama Abu Muhammad Abdullah Ibnu Abi Zaid. Continue reading

Leave a comment

Filed under Akhlak Mulia, Mutiara Hadish

Pegangan dalam Berjalan

Umar Ibn Khattab ra berkata, “Suatu hari, kami duduk dekat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam , tiba-tiba muncul seorang laki-laki mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya hitam legam. Tak terlihat tanda-tanda bekas perjalanan jauh dan tak seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Ia duduk di depan Nabi, lututnya menyentuh lutut Nabi, dan kedua tangannya diletakkan di paha Nabi sembari berkata, ‘Hai Muhammad, beritahu aku tentang Islam.’ Rasulullah menjawab, Islam itu engkau bersaksi tidak ada Tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya Muhammad itu Rasul Allah, melaksanakan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa Ramadhan dan menunaikan haji ke Baitullah jika engkau mampu’. Laki-laki itu berkata, ‘Benar’. Kami heran kepadanya; Bertanya, tapi setelah itu membenarkan jawaban Nabi. Ia bertanya lagi, ‘Beritahu aku tentang iman.’ Nabi menjawab, ‘Iman itu adalah engkau beriman pada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir dan qadha dan qadar (takdir).’ Ia berkata, ‘Benar’. Kemudian ia bertanya lagi, ‘Beritahu aku tentang Ihsan’. Nabi menjawab, ‘Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, walaupun engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu.’ Laki-laki itu bertanya kembali, ‘Beritahu aku kapan datangnya hari kiamat.’ Nabi menjawab, ‘Yang ditanya tidak lebih tahu daripada yang bertanya.’ Ia bertanya lagi, ‘Beritahu aku tanda-tandanya!’ Nabi menjawab, ‘Jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya, orang yang bertelanjang kaki dan tidak memakai baju (orang miskin), dan pengembala kambing saling berlomba mendirikan bangunan megah.’ Kemudian laki-laki itu pergi. Aku diam beberapa waktu. Setelah itu Nabi bertanya kepadaku, ‘Hai Umar, tahukah kamu siapa yang bertanya tadi?’ Aku menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.’ Nabi bersabda, ‘Dia itu Jibril, datang untuk mengajarkan Islam kepada kalian.” (HR Muslim)

Leave a comment

Filed under Mutiara Hadish

Amalan Akhir Yang Menentukan

Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud ra berkata, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada kami, “Sesungguhnya penciptaan kalian dikumpulkan dalam rahim ibu kalian, selama empat puluh hari berupa nutfah (sperma), lalu menjadi alaqah (segumpal darah) selama itu pula, lalu menjadi mudhghah (segumpal daging) selama itu pula. Kemudian Allah Azza wa Jalla mengutus malaikat untuk meniupkan ruh dan mencatat 4 (empat) perkara yang telah ditentukan, yaitu: rezeki, ajal, amal dan sengsara atau bahagianya. Demi Allah, Dzat yang tiada tuhan selain Dia, sesungguhnya ada diantara kalian yang melakukan perbuatan-perbuatan penghuni surga hingga jarak antara dia dengan surga hanya sehasta (dari siku sampai ujung jari), namun suratan takdirnya sudah ditetapkan, lalu ia melakukan perbuatan penghuni neraka sebelum ajal menghampiri, maka ia pun masuk neraka. Sesungguhnya ada diantara kalian yang melakukan perbuatan-perbuatan penghuni neraka hingga jarak antara dia dan neraka hanya sehasta. Namun suratan takdirnya sudah ditetapkan, lalu ia melakukan perbuatan penghuni surga sebelum ajal menghampiri, maka ia pun masuk surga” (HR Bukhari dan Muslim)

Leave a comment

Filed under Akhlak Mulia, Mutiara Hadish

Syarat Diterimanya Doa

Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda. “Sesungguhnya Allah Maha baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Dia memerintahkan orang-orang mukmin sama seperti Dia memerintahkan para rasul-Nya. Dia berfirman, ‘Hai para rasul, makanlah makanan yang baik dan kerjakanlah amal shalih.’ (QS Al Mukminun:51). Dia juga berfirman, ‘Hai orang-orang yang beriman, makanlah makanan yang baik yang Kami berikan kepada kamu.’ (QS Al Baqarah:172). Lalu Rasulullah bercerita tentang seorang laki-laki yang menempuh perjalanan yang jauh, hingga rambutnya kusut dan kotor. Ia menadahkan kedua tangannya ke langit (seraya berdoa), ‘Ya Rabb….Ya Rabb’, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan ia kenyang dengan barang yang haram. Bagaimana mungkin doanya dikabulkan” (HR Muslim)
Dari kitab Arbain An Nawawiyah


Leave a comment

Filed under Mutiara Hadish

Kemuliaan Seorang Hamba

Rasulullah saw pernah bersabda, “Jibril datang kepadaku seraya berkata: ‘Wahai Muhammad! Hiduplah sesukamu, tapi sungguh engkau akan kembali kepada Rabb-mu. Cintailah seseorang sesukamu, tapi sungguh engkau akan berpisah dengannya. Dan berbuatlah sesukamu, tapi sungguh engkau akan diberi balasan karenanya. Ketahuilah bahwa kemuliaan seorang mukmin itu terletak pada shalat malamnya, dan kewibawaannya terletak pada sikap merasa cukup dari bantuan orang lain!'” (HR Bukhari)

Dari kitab Shahihul Jami’ karya Syeikh Al Bani

Leave a comment

Filed under Akhlak Mulia, Mutiara Hadish

Hakikat Kesombongan

Ketika Rasulullah saw dan para sahabatnya sedang duduk dalam suatu majelis, Rasulullah menyampaikan pesannya, “Ingatlah wahai sahabat-sahabatku, tidak akan masuk surga orang yang dihatinya ada sifat sombong (ujub) walaupun hanya seberat dzarrah (biji sawi).”  Salah seorang sahabat Rasululllah saw, Ibnu Mas’ud berkata: “Ya Rasulullah, kulihat si fulan berpakaian bagus dan memakai alas kaki yang bagus dan indah pula. Apakah itu suatu bentuk kesombongan?”  Nabi menjawab, “Allah itu indah dan sangat menyukai keindahan. Bukanlah yang demikian dikatakan sombong, tapi sombong itu adalah seseorang yang menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.” (HR Muslim)

Leave a comment

Filed under Akhlak Mulia, Mutiara Hadish