Monthly Archives: March 2012

Impian Seorang Ayah

“Muhammad sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS Al Ahzab [33]:40)

Sang guru bercerita kepada hamba itu, “Dahulu ayah saya adalah seorang tukang cukur di suatu kampung yang berada di pedalaman di Sumatera Barat. Ketika malam tiba, beliau menjadi guru ngaji di surau tempat warga kampung kami berkumpul. Ibu saya seorang petani kentang. Sepulang dari sekolah, saya pergi ke lahan dimana ibu saya bekerja dan membantunya dengan sepenuh hati. Saya tidak memiliki kakak dan adik. Disuatu siang ketika saya dan ibu sedang bekerja di lahan tempat kami menanam kentang, sebuah pesawat udara melintas. Hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Kampung kami bukan jalur lintasan pesawat udara. Tanpa tersadar, Ibu saya terus memandang ke arah langit dimana pesawat itu melintas meninggalkan awan putih bergaris tipis dibelakangnya. Ketika itu pula Ibu saya berkata kepada saya dalam bahasa minang, “Apakah nanti kalau kamu sudah besar, kamu bisa naik pesawat seperti itu ya?” Saya terdiam. Dalam hati, saya berniat akan terus berdoa setiap selesai shalat agar suatu saat kelak akan bisa naik pesawat seperti apa yang ibu saya inginkan.” Continue reading

1 Comment

Filed under Akhlak Mulia

Sebuah Penghalang Zaman

“Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit maupun banyak menurut bagian yang telah ditetapkan” (QS An-Nisaa’ [4]:7)

Seorang teman bertanya, “Apa pendapat anda tentang hak waris seorang anak biologis yang saat ini telah dilegalkan oleh salah satu lembaga negara kita?”

Awalnya hamba itu enggan menjawabnya, tapi demi untuk menyampaikan kebenaran, hamba itu mencoba untuk menyampaikan argumennya.

Hamba itu teringat akan sebuah hadish Rasulullah saw: “Apabila zina dan riba sudah merajalela di suatu negeri, berarti mereka telah menghalalkan jatuhnya siksa Allah pada diri mereka sendiri”. (HR Al-Hakim) Continue reading

Leave a comment

Filed under Akhlak Mulia, Fiqih Ibadah

Kemuliaan Seorang Hamba

Rasulullah saw pernah bersabda, “Jibril datang kepadaku seraya berkata: ‘Wahai Muhammad! Hiduplah sesukamu, tapi sungguh engkau akan kembali kepada Rabb-mu. Cintailah seseorang sesukamu, tapi sungguh engkau akan berpisah dengannya. Dan berbuatlah sesukamu, tapi sungguh engkau akan diberi balasan karenanya. Ketahuilah bahwa kemuliaan seorang mukmin itu terletak pada shalat malamnya, dan kewibawaannya terletak pada sikap merasa cukup dari bantuan orang lain!'” (HR Bukhari)

Dari kitab Shahihul Jami’ karya Syeikh Al Bani

Leave a comment

Filed under Akhlak Mulia, Mutiara Hadish

Karena Kami Mencintai Allah…

“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, apabila dia melihat dirinya serba cukup. Sesungguhnya hanya kepada Rabb-mu kembali(mu)” (QS Al ‘Alaq [96]:6-8)

Ketika shalat Ashar berjamaah itu telah usai. Beberapa orang masih saja terlihat memasuki masjid. Diantara mereka terlihat beberapa  remaja pria yang berseragam SMA dari sebuah sekolah Islam ternama dan mereka berusaha untuk membentuk jemaah sendiri. Salah seorang dari mereka mengumandangkan iqamah dan seorang lainnya, setelah beberapa saat terjadi tolak menolak diantara mereka, akhirnya disepakati menjadi imam. Tak lama setelah sang imam mengangkat takbir, terdengar suara tawa diantara mereka, bercanda, sehingga akhirnya sang imam membatalkan shalatnya karena tidak dapat menahan tingkah polah makmumnya yang terus-menerus menggodanya. Sang imam kembali lagi bertakbir untuk akhirnya kembali harus membatalkan shalatnya lagi. Begitu terus berulang-ulang. Continue reading

Leave a comment

Filed under Akhlak Mulia

Sumber Kehancuran

Sebuah tulisan untuk seorang guru yang selalu menjadi inspirasi, Alm Prof. Dr. Sofyan Syafri Harahap

“Orang-orang yang makan (bertransaksi dengan) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan karena (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan Rabb-nya lalu terus berhenti (dari mengambil riba) maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (kembali) pada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS Al Baqarah [2]:275)

Seorang kerabat menghubungi hamba itu dan menyampaikan bahwa salah seorang kerabat mereka sedang tertimpa mushibah. Rumahnya terancam untuk disita oleh ‘institusi’ yang memberikan pinjaman modal kerja. Dalam tiga bulan terakhir ini, ia tak dapat lagi membayar cicilan pokok maupun bunganya yang menurut ukuran logika amat sangat keterlaluan. Ia dikenakan bunga sebesar 24% setahun atau sama dengan 2% per bulan. Continue reading

1 Comment

Filed under Fiqih Muamalah