Tag Archives: Tawakal

Memahami Hidup

Alfin Toffler, seorang futuristic pernah mengajukan pertanyaan yang cukup menarik dalam sebuah bukunya, “Dapatkah orang hidup dalam suatu masyarakat yang lepas kendali?”

Saat ini disekeliling kita, dibelahan dunia manapun marak prilaku yang menghalakan segala cara untuk memperoleh kekayaan dan kedudukan yang nyaman bagi dirinya sendiri. Pertanyaan Toffler memang tidak jauh dari kenyataan terlebih dari begitu banyak kasus korupsi di negeri ini, dapat diambil kesimpulan bahwa seseorang cenderung melakukan korupsi bukan karena ia dan keluarganya dalam keadaan “lapar” tapi lebih kepada mengejar “kemapanan” dalam hidupnya.

Mungkinkah ini sebuah pertanda akhir zaman yang diisyaratkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam ,yang akan diawali dengan hura-hara yang kian lama kian terasa dalam nadi kehidupan kita?

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Akan tiba suatu masa dimana orang tidak peduli lagi terhadap apa yang ia peroleh, apakah haram atau halal.” (HR Bukhari)

Hendaklah kita belajar hidup dari seekor burung camar dalam gambar diatas. Salah satu kakinya buntung yang tidak memiliki telapak kaki. Ia tetap bersemangat menjalani hidupnya. Ia terbang kesana kemari di suatu pantai yang sepi kala musim dingin menerpa Australia. Bondi Beach nama pantai itu. Tak banyak yang dapat ia harapkan dari sisa-sisa makanan yang ditinggalkan pengunjung yang hanya segelintir di siang hari itu. Ia tetap bersemangat mencari karunia Allah. Dan yang amat mengaggumkan adalah ia hanya mencari untuk sekedar mengisi kekosongan perutnya yang amat sangat kecil dibandingkan lambung seorang manusia yang berpuluh kali. Setelah beberapa remah-remah makanan ia peroleh, ia terbang kembali dalam keadaan kenyang, mengisi hari-harinya yang tak pernah kita pahami untuk apa ia tujukan.

Dari Umar ibn Khattab ra., Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sekiranya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah dengan tawakal yang sebenar-benarnya, sungguh kalian akan diberi rezeki (oleh Allah Azza wa Jalla), sebagaimana seekor burung diberi rezeki. Ia pergi pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang. (HR Ahmad, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

 

Yang fakir kepada ampunan
Rabb-nya Yang Maha Berkuasa

M. Fachri

2 Comments

Filed under Akhlak Mulia